Senin, 05 Oktober 2009

Warisan di bidang Keteknikan

1. Bidang Penerbangan
- Penemuan Parasut
Pada tahun 852 M, Abbas Qasim Ibnu Firnas atau Armen Firman dari Andalusia menemukan parasut yang tercatat sebagai penemuan parasut yang pertama. Parasut ini dipakai meluncur dari sebuah kubah di cordoba dan ia mendarat dengan selamat.
- Hang glider ( pesawat terbang tanpa mesin)
Setelah berhasil dengan parasutnya, Ibnu Firnas lanjut pada percobaan berikutnya yaitu membuat Hang glider yakni, pesawat terbang tanpa mesin yang dioperasikan dengan meluncur pada ketinggian tertentu.
Menurut Phillip Hitti dalam bukunya, History Of The Arabs, ”Ibnu Firnas adalah orang pertama di dalam sejarah yang menggunakan teknologi untuk terbang”.
Sedangkan menurut Dr. Kasem Ajram dalam bukunya : The Miracle Of Islamic Science, “Ibnu Firnas berasal dari Spanyol muslim adalah seorang insyinyur yang telah melakukan percobaan terbang pada tahun 800-an M. Roger Bacon kemudian mempelajari alat terbang ini melalui naskah-naskah berbahasa arab karya Ibnu Firnas dan kemudian disebutkan bahwa ini adalah karya Bacon padahal bacon baru mempelajarinya 500 tahun setelah Ibnu Firnas.
- sayap buatan
Menurut catatan sejarahwan Evliya Celebi, aviator pertama yang berhasil terbang dengan sayap buatan adalah Hezarfen Ahmet Celebi antara tahun 1630-1637 di Bosphorus, Istanbul.
- Pesawat Bertenaga Roket
Dalam buku Seyahatname yang ditulis Evliya celebi, disebutkan pula bahwa pada abad 17 M, di Istanbul telah dilakukan penerbangan kendaraan bertenaga roket.
Ialah Lagari hasan celebi, saudara dari hezarfen Ahmet celebi, yang melakukan atraksi ini dengan mengunakan pesawatnya yang berbentuk tabung kerucut dan diisi dengan bubuk mesiu. Pertunjukan ini dilakukan untuk memperingati kelahiran putrid Sultan Murad IV tahun 1633. Konon ia berhasil mencapai ketinggian terang 300 meter selama 20 detik dan mendarat dengan selamat di sebuah kolam. Atas pretasi ini, Lagari kemudian diangkat oleh Sang sultan untuk menempati posisi sebagai pejabat militer di jajaran angkatan darat kesultanan Turki.

2. Peralatan astronomi
Walaupun Hipparcus disebut-sebut sebagai penemu astrolabe di abad 2 SM, namun ilmuan-ilmuan muslim telah mengembangkan temuan Hipparcus ini menjadi berbagai macam astrolabe seperti astrolab mekanis, orthrographical astrolabe, spherical astrolabe, linear astrolabe, dan saphaea yang digunakan untuk menentukan arah kiblat.

- Astrolabe kuningan
Ilmuan muslim yang pertama kali membuat Astrolab adalah al-Fazari yakni pada tahun 315 H (antara 927 sampai 928 M) yang digunakan untuk menghitung ketinggian matahari dan fixed star(…). Sementara itu di Andalusia Spanyol astrolab pertama kali diperkenalkan oleh Arzachel, yakni astrolabe yang
- Astrolab linear
-Astrolab mekanis
- orthographical astrolabe
- Spherical astrolabe
- Globe
- Equatorium
- Quadrant
- Saphaea
- Sextant
- Kamera : pinhole camera, camera obscura
3. Bahan-bahan kimia
- Destilasi alcohol
- kerosin
- berbagai asam
- bahan kebersihan dan kosmetik
- sabun batangan
- parfum
- shampo
- minuman
- Minuman ringan
- pulpen
- produksi kaca
- kaca mata
- cermin kaca
- cermin berbentuk parabol
4. Bidang militer
- Bubuk mesiu
- kanon dan balistik
-counterweight trebuchet
- peledak dan granat
- senjata api
- torpedo
- meriam
-rifle
-incendiary devices
- bom
- panah api
5. Peralatan laboratorium
- Pengukur kerucut
- Hidrostatic balance
- botol laboratorium
-pycnometer
-timbangan gantung
6. Peralatan mekanis
- alat-alat pertanian
- engkol dan batang penghubung
- jam mekanis
- noria dan flywheel
- robot manusia terprogram
-roda gigi
-robot urung yang bisa bernyanyi
-Turbin uap
- jam
- kincir angin
- Lampu gantung

Komponen pendukung :
- Katup
- Float valve
- Kunci kombinasi
- Mesin pencuci tangan
- Laminating kayu
- Pencetakan logam dengan kotakpencetak dan green sand
- Pengukur detak nadi
- Roda air dengan cam (penghubung) pada porosnya
- Pompa air
- Belanga dan panic untuk pembuatan anggur
- Peralatan music
8. Metode Pengobatan :
- Obat bius
- Antiseptik
- Alkohol
- Plester
- Metode pembedahan trasektomi

Warisan Islam Di Bidang Fisika

Secara garis besar, saintis muslim telah memasuki bidang pemikiran materi yang terkait dengan fisika partikel, fisika atomic, fisika benda kondensasi dan yang paling besar adalah astrofisika dan astronomi beserta subdivisinya seperti ilmu batuan (mineralogi), geologi, meteorologi, psikologi, dan kedokteran.
Sementara untuk teori fisika, mereka telah mengemukakan landasan mekanika klasik seperti cikal bakal hukum newton I, II dan III, cikal bakal Hukum Snell untuk fisika elegtromagnetik dan sedikit mengenai thermodinamika dan relativitas.
Tetapi yang tidak kalah mengagumkan adalah, ilmuan muslim telah melahirkan sebuah metode ilmiah yang sama sekali baru dibanding zaman sebelumnya, yakni metode empiris, dimana mereka tidak sekedar melakukan eksperimen pemikiran ala rasionalisme Yunani tetapi telah melakukan observasi dan analisis dengan berbagai alat ukur. Sehingga wajar jika di zaman mereka berkembang berbagai instrument pengukur mulai dari penggaris (al-mistaratun), astrolabe, sampai teleskop (al-bashariyah).
Ibnu al-haitsam dalam Kitab al-manazir (buku tentang optika) dikenal sebagai ilmuan pertama yang melakukan formulasi teori optika Yunani secara komparatif dan sistematis melalui beberapa tahap yang telah menyerupai metode penelitian modern , antara lain :
a. Observasi
b. Pernyataan masalah
c. Penyusunan hipotesis
d. Pengujian hipotesis melalui eksperimen
e. Analisis hasil eksperimen
f. Interpolasi data dan perumusan kesimpulan
g. Publikasi penemuan

Sumbangsih ilmuan muslim pada teori Fisika
1. Mekanika klasik
a. Teori gaya
- Ibn haitham (1000-1037)
Beliau telah mengemukakan teori tarik-menarik antara benda bermassa. Beliau juga mengatakan bahwa sebuah benda akan bergerak terus-menerus sepanjang tidak ada gaya luar yang menahan atau mengubah arah pergerakannya. Kelak teori Ini dipopulerkan oleh Newton melalui Hukum Inertia-nya (Hukum Newton I)
- Hibat Allah Abu’l barakat al-Baghdadi
Ia membantah teori keseragaman dan kekontrasan gaya Aristoteles dan mengemukakan bahwa gaya memiliki percepatan yang merupakan perubahan kecepatan
- Ibnu sina
Ibnu sina menyatakan bahwa besarnya gaya dorong sebanding dengan berat dikali percepatan. Teori Ibnu Sina dan al-Baghdadi mempengaruhi Jean Buridens dan Galileo galilei yang kemudian menjadi Hukum newton II.
- Ibnu bajjah ( -1138)
Beliau menyatakan ; selalu ada reaksi dari setiap aksi yang diberikan. Ini merupakan ide awal dari teori Leibniz dan hukum newton III
- Ja’far Muhammad Ibnu Musa al-shakir (800-873) menyatakan : benda-benda langit dan bumi memiliki hukum visika yang sama. Teori ini mengawali hukum gravitasi universal sementara ilmuan yunani kuno sendiri meyakini bahwa bumi dan benda-benda langit memiliki hukum fisika yang berbeda.
- Ibnu rusyd
Beliau menyatakan : besarnya gaya akan berubah dalam keadaan bergerak.
b. Teori Pusat gravitasi
Ilmuan muslim juga telah melakukan penelitian mengenai pusat gravitasi, misalnya :
- Pada abad 10, ibnu sahl al kuhi mengemukakan bahwa berat benda tergantung jaraknya dari pusat bumi
- Pada tahun 1121, al khazini telah melakukan pengkuran bahwa berat dan densitas udara akan menurun seiring dengan bertambahnya ketinggian, dan densitas air akan semakin bertambah jika semakin dekat ke pusat bumi.
- Al Biruni telah mengukur berat spesifik 18 jenis batu permata. Ia juga membuktikan hukum Archimedes dengan melakukan pengukuran terhadap erbagai jenis cairan seperti air tawar dan air garam, air panas dan air dingin dan menyatakan bahwa, gravitasi spesifik sebuah benda sebanding dengan volume air yang dipindahkan
- Al Khazini ( 1115-1130 M) telah melakukan percobaan statika dan dinamika yang kemudian ia gabungkan dalam disiplin mekanika. Ia juga telah menggabungkan hidrostatika dan dinamika sehingga melahirkan disiplin hidrodinamika.

2. Teori elegtromagnetik
a. Optika
Ilmuan muslim yang bergiat dalam penelitian optic seperti cahaya, kaca , cermin sampai teleskop beserta hasil kesimpulan yang mereka kemukakan antara lain :
- Al kindi (801-873)
Dalam bukunya yang berjudul De Radiis Stellerum, Al kindi mengatakan bahwa : segala sesuatu di dunia memancarkan cahaya ke segala arah dan mengisi semua ruang.
- ibn Sahl (940-1000)
dalam karya beliau berjudul On Burning Mirrors on lenses yang terbit tahun 984 M, Ibn sahl menggambarkann bagaimana cermin lengkung dan lensa membengkokkan dan memfokuskan sinar. Sepertinya beliau telah menemukan hukum refraksi yang belakangan dikemukakan oleh Snell (1621 M).
b. Fisika Optika
Ibnu haytham (965-1040 M) melalui Kitab al manazir telah mengawali metode ilmiah untuk memformulasikan teori optic Yunani secara komprehensif dan sistematis, yang kemudian menghasilkan kesimpulan bahwa: setiap titik dari suatu bidang memancarkan cahaya ke segala arah tetapi hanya cahaya yang tegak lurus terhadap mata yang bisa terlihat, sementara berkas cahaya yang lain tidak terlihat.
- Ia juga mengatakan bahwa cahaya berbentuk partikel yang bergerak lurus dengan kecepatan terbatas dimana kecepatannya menurun jika menjumpai mediaum padat. Di samping itu al haytham juga melakukan sejumlah penelitian terhadap fenomena pelangi, bayangan, bulan purnama.
c. Fenomena Pelangi
- Dalam buku maqala fi al-hala wa qaws quzah ( pada pelangi dan lingkaran halo), al-haytham menggambarkan bahwa pelangi merupakan formasi sebuah gambar yang berbentuk cermin cekung. Jika sinar datang menimpa setiap titik pada cermin cekung tersebut, maka akan terbentuk lingkaran consentris titik-titik tersebut.
- Qutb din al-shirazi (1236-1331) dan muridnya Kamal din al farizi memperbaiki pendapat al-Haytham tentang proses penglihatan dengan mengatakan bahwa sinar matahari dipantulkan oleh awan sebelum sampai ke mata. Pendapat ini dijelaskan dalam buku Tanqih al-manazir (revisi optik).
Ketika mengamati pelangi, Al –farizi menggunakan tangki besar yang diisi air dan diberi celah untuk menggambarkan simulasi hujan.

Klasifikasi Matematika Pada masa Islamic golden age

Ilmu matematika pada dasarnya merupakan ilmu tentang pengukuran. Dalam buku Integrasi Ilmu, sebuah rekonstruksi holistik yang ditulis oleh Dr. mulyadhi Kartanegara (Arasy Mizan, 2005) dipaparkan bahwa Sejarahwan Ibnu Khaldun (W. 1402 M) telah membagi matematika ke dalam empat subdivisi antara lain:
(1) Geometri, yaitu cabang matematika yang mengkaji tentang kuantitas (pengukuran-pengukuran secara umum) yang bersifat terputus karena terdiri oleh angka-angka atau berkesinambungan seperti figure-figur geometris baik figur satu dimensi seperti garis maupun tiga dimensi seperti bangun ruang. Geometri memiliki tiga cabang antara lain :
(a) Trignometri dan seksi-seksi konik (kerucut), ilmu dibutuhkan oleh mereka yang ingin mendalami astronomi karena astronomi bergantung pada pengetahuan tentang hukum-hukum yang mengatur bidang-bidang datar dan figure sferik tersebut.
(b) Surveying. Disiplin ilmu ini digunakan untuk mensurvey dan mengukur tanah guna penetapan pajak tanah atas ladang padi, kebun anggrek dan sebagainya.
(c) optic, ilmu yang menjelaskan mengapa terjadi kesalahan-kesalahan dalam persepsi visual (penglihatan)
(2) Aritmetika yang mempelajari sifat-sifat esensial dan aksidental dari jumlah yang terputus, yang disebut bilangan (number).
Adapun subdivisi aritmetika antara lain :
(a)Seni berhitung (hisab) yakni disi[linm ilmiah yang berkenaan dengan operasi-operasi perhitungan baik penggabungan, di antaranya dengan penjumlahan dan perkalian, maupun pemisahan, melalui pengurangan dan pembagian.
(b) Aljabar, sub bidang aritmetika yang memungkinkan ditemukannya yang tidak diketahui dari data-data yang diketahui, jika ada hubungan di antara mereka yang memenuhi persyaratan.
(c) Aritmetika bisnis, yakni aritmetika yang berhubungan dengan perdagangan, pajak dan sebagainya.
(d)Fara’id (hukum waris) yakni perhitungan yang berkaitan dengan penentuan bagian yang benar dari harta yang ditinggalkan untuk para ahli waris.
(3) music, cabang matematika yang mempelajari proporsi suara, bentuk-bentuk (modus) suara serta pengukuran numeriknya.
(4) Astronomi, cabang matematika yang menetapkan bentuk-bentuk benda langit, posisi dan jumlahnya
Warisan matematikawan muslim
Adapun warisan yang ditinggalkan matematikawan muslim kepada kita antara lain :
1. Sistem angka (Hisab al-jumal)
Sampai abad 13 M, Eropa masih menggunakan sistem Angka Romawi yang sangat rumit digunakan dalam operasi matematika, karena tidak terdapat angka nol yang memudahkan untuk menetapkan satuan, puluhan, ratusan dan seterusnya. Ilmuan yang berjasa mewariskan metode penentuan angka seperti yang kita kenal sekarang ini adalah Abu Raihan al-Biruni (362-440 H), yang ia tulis dalam bukunya, Al-Qanun Al-mas’udi . Ilmuan lain yang melakukan hal yang sama adalah al-Khwarizmi (164-135 H)

Sebenarnya angka yang kita gunakan sekarang ini merupakan evolusi dari angka india (hindu) yang kemudian diubah dengan sejumlah modifikasi oleh ilmuan-ilmuan di negeri Arab timur atau di Negeri-Negeri Masyriq (Baghdad dan sekitarnya) dan ilmuan arab barat atau Negeri Maghrib yang mencakup Andalusia atau spanyol muslim. Dari Andalusia angka ini menyebar ke belahan Eropa lainnya sampai menjadi angka yang kita kenal sekarang. Karena angka ini dimodifikasi dan diperkenalkan oleh ilmuan-ilmuan arab maka anka modern dikenal pula dengan nama angka hindu arab.

Angka Romawi I II III IV V VI VII VIII IX X
Angka India (Hindu)










Angka Arab masyriq










Angka Arab Maghrib










Angka Modern (Hindu Arab) 1 2 3 4 5 6 7 8 9 0


2. Lambang pecahan
Abu Al –Abbas Ahmad Al-Azadi atau Ibnu Al-Banna Al-Marakisyi ( 654-731 M) menyumbangkan symbol pecahan pada operasi pembagian
Sebelum simbol pembagian (per) ditemukan maka pembagian dua angka ditulis sebagai berikut

Setelah dimasukkan symbol per maka penulisan operasi pembagian menjadi

3. Notasi phi (π) pada penghitungan keliling dan luas lingkaran.
Sumbangan ilmuan muslim pada penghitungan keliling dan luas lingkaran adalah penemuan besarnya notasi phi (π).
Pada tahun 839 H, Al-Kashi telah menghitung besarnya nilai phi (π). Al kasyi menggunakan symbol Ь dimana ia menetapkan besar nilai 2 Ь = 6,283185071795865. Hasil perhitungan yang cukup presisi.
Al Kashi juga yang pertama menetapkan bilangan bulat positif dan negative yang ia istilahkan dengan dzat al-hadain
4. Perhitungan Segi tiga
Omar khayam (lahir 1040 M) menyumbangkan persamaan trimonial yang ia peroleh dari persamaan geometri pemotongan kerucut.
5. Pengakaran
Bakar al-Hishar menymbang akar persamaan segi empat
6. Logaritma
Ibnu yunus As-Shadafi Al-Mashri memberikan gagasan tentang logaritma. Mendahului John napier
7. Geometri
Hunain ibn ishaq (194 H/809 M-259 H/873 M) menerjemahkan buku Euclid dan ptolomeus tentang geometri ke dalam bahasa Arab. Buku ini diterjemahkan lagi oleh Tsabit Bin Qurrah dan Yusuf Bin Al-Hallaj. Ilmu geo,etri ini yang kemudian diterapkan pada pembuatan berbagai macam bangunan dan ornamennya, teleskop (al-bashariyah), optika, roda, kincir air, ketapel panah serta musik.
Abu hasan al-Qalshadi (1410-1486) dari Andalusia telah mendahului Viste dari Perancis (1540-1603) dalam menggunakan rumus aljabar dan symbol-simbol perhitungan.
Tsabit Bin Qurrah mendahului Newton dan Leibniz(1646-1716) dalam penentuan garis vertical antara poros pada penghitungan volume bangun ruang.

Perbincangan awal

Khazanah sains dan teknologi ilmuan islam abad pertengahan atau yang dikenal dengan Islamic golden age (abad 7 sampai 16 M) - telah diterjemahkan ke dalam bahasa latin dan kemudian ke dalam bahasa inggris sekian abad yang lalu , dan telah dikembangkan oleh orang-orang barat sesuai dengan jiwa kebaratan mereka, sebelum akhirnya sampai ke tangan kita dalam bentuk yang telah terwesternisasi dan tersekulerisasi. Jadi segala bentuk teori dan hasil pemikiran sains dan teknologi yang kita pelajari sekarang ini beserta nilai-nilai yang mengiringinya, negatif atau pun positif, sesuai atau tidak sesuai dengan semangat dan budaya ketimuran kita, merupakan hasil modifikasi pemikiran barat.
Pembodohan sistematis yang dilakukan selama masa imperialis dan kolonialis sekian abad lamanya beserta segala bentuk manipulasi sejarah yang menyertainya, pun membuat kita, negeri yang dianugerahi umat Islam dengan jumlah terbesar, begitu asing dengan tokoh, khazanah, dan metodologi sains Islam yang telah dirampungkan oleh ilmuan islam di masa golden age. Selama masa kolonial, pemikiran dan mental kita ditelikung untuk menunduk pada kepentingan barat, menjadi bangsa yang inferior dan menjadi bangsa yang kerap menelan mentah-mentah segala produk budaya dari barat. Dan itu masih berlangsung hingga kini.
Dalam sejarah sains yang eropa sentries, tokoh-tokoh yang muncul orang eropa melulu. Di sekolah-sekolah umum, kita diajari tentang ketokohan Socrates, Plato dan aristoteles di abad pra masehi, lalu tiba-tiba sejarah melompat ke zaman Eropa modern di abad belasan, dimana seketika kita berjumpa dengan Galileo Galilei, Johannes Keppler dan Isaac Newton.
Konsep Sejarah yang Eropasentries memang amat kurang menginformasikan kepada kita bahwa celah waktu antara kejayaan Yunani Kuno dan kebangkitan Eropa modern, adalah saat dimana Eropa dirundung kegelapan ilmu pengetahuan. Masa di mana kepemimpinan sains dan teknologi bergesar ke belahan bumi lain yakni ke Timur tengah dan Eropa selatan, tepatnya di Andalusia, spanyol. Negeri-negeri Islam di timur tengah inilah yang menjaga warisan ilmu pengetahuan dari negeri-negeri yang mereka taklukkan seperti Mesir Kuno, Babilonia Kuno , Persia, India dan Yunani kuno , lalu kemudian mereka kembangkan sampai pada tahap mengagumkan yang tak terkira sebelumnya.
Agar kita tidak keliru, maka tentunya perlu kita tahu seperti apakah warisan sains yang telah ditorehkan ilmuan muslim di masa golden age itu?